Senin, 11 September 2017

Audit dalam Siklus Penjualan Dan Penagihan Piutang : Pengujian Pengendalian Dan Pengujian Subtantif Transaksi


Akun-Akun dan Pengelompokan Transaksi Pada Siklus Penjualan dan Penagihan Piutang

Siklus penjualan dan penagihan piutang mempunyai tujuan yaitu untuk mengevaluasi saldo akun yang dipengaruhi oleh siklus dengan penyajian sesuai SAK. Akun-akun yang dievaluasi tersebut dapat berbeda penamaannya sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Contoh perusahaan dengan penamaan akun yang berbeda, yaitu industri jasa, perusahaan eceran, dan perusahaan asuransi. Siklus dengan penamaan akun berbeda sesuai dengan perusahaan, mempunyai lima pengelompokan transaksi, antara lain :

  1. Penjualan (baik tunai maupun kredit)
  2. Penerimaan kas
  3. Retur penjualan dan pencadangan
  4. Penghapusan piutang tak tertagih
  5. Estimasi beban piutang tak tertagih.

Kelima kelompok tersebut setiap transaksi termasuk dalam satu dari dua akun neraca (piutang atau pecadangan dari piutang tak tertagih), kecuali akun penjualan tunai. Karena termasuk pada dua akun neraca, pengendalian internal adalah sama antara penjualan tunai dan kredit.

Fungsi Bisnis dalam Siklus dan Hubungannya dengan Dokumen dan Catatan

Siklus penjualan dan penagihan piutang mempunyai 5 kelas pengelompokan transaksi yang terdiri dari delapan fungsi bisnis, meliputi :

  1. Pemrosesan pesanan pelanggan. Awal siklus penjualan adalah permintaan pesanan dari pelanggan, permintaan tersebut disetujui sehingga menimbulkan terbitnya catatan yaitu pesanan pelanggan (customer order) dan pesanan penjualan (sales order).
  2. Pemberian kredit. Diberikan ketika perusahaan menyetujui penjualan secara kredit, sebelum barang pesanan dikirim. Pemberian kredit mempunyai resiko piutang tak tertagih dalam jumlah yang besar. Akan tetapi, pada sistem komputer yang berjalan secara otomatis memberikan persetujuan kredit apabila tidak lebih dari batas kredit dalam saldo pelanggan tersebut.
  3. Pengiriman barang. Pada saat mengirimkan barang, perusahaan membuat dokumen pengiriman (shipping document) yang berisi mengenai cara pengiriman, deskripsi barang dagangan, jumlah pengiriman, dan data lain yang relevan.
  4. Penagihan pelanggan dan pencatatan penjualan. Ketika menagih konsumen, perusahaan harus menginformasikan mengenai jumlah barang dengan benar. Beberapa aspek penting dalam penagihan, antara lain :
    1. Kelengkapan dalam menagih semua pengiriman
    2. Pengiriman tidak ditagih lebih dari satu.
    3. Pelanggan ditagih sesuai dengan jumlah yang tepat.
  5. Pemrosesan dan pencatatan penerimaan kas. Fungsi bisnis ini berguna mengawasi terjadinya pencurian yang dapat dilihat dari penerimaan dan pengeluaran biaya yang sudah dicatat sebelumnya.
  6. Pemrosesan dan pencatatan retur dan penyisihan penjualan. Fungsi bisnis ini muncul akibat pengembalian barang karena konsumen tidak puas dengan barang yang dikirim. Pengembalian tersebut dicatat dengan akun memo kredit.
  7. Penghapusan piutang tak tertagih. Piutang tak tertagih akan dihapus apabila pelangan tidak dapat membayar piutang tersebut karena bangkrut atau dijual kepada agen penagih.
  8. Menetapkan piutang tak tertagih. Perusahaan biasanya menentukan nominal akun piutang tak tertagih dengan memertimbangkan beberapa hal, karena tidak dapat menagih keseluruhan piutang penjualan. Transaksi ini dicatat setiap akhir periode atau tiap akhir bulan.

 

Metodologi untuk Merancang Pengujian Pengendalian dan Substansif pada Transaksi Penjualan

Memahami pengendalian internal - Penjualan

Dengan menggunakan suatu pendekatan khas untuk penjualan, auditor mempelajari flowchart klien, melakukan penyelidikan terhadap klien menggunakan kuesioner pengendalian internal, dan melakukan pengujian penjualan.

Menaksir resiko pengendalian yang direncanakan - Penjualan

Empat langkah dasar untuk menaksir resiko pengendalian :

  • Auditor memerlukan kerangka untuk menaksir resiko pengendalian
  • Auditor harus mengidentifikasi kunci pengendalian internal dan kekurangan atas penjualan
  • Auditor mengaitkan pengendalian dan kekurangan dengan tujuan
  • Auditor menaksir resiko pengendalian untuk setiap tujuan dengan mengevaluasi pengendalian dan kekurangan untuk setiap tujuan
    Kunci pengendalian aktivitas penjualan :
  • Pemisahan tugas yang memadai
  • Pelimpahan wewenang yang tepat
  • Dokumen dan catatan yang memadai
  • Penomoran dokumen
  • Laporan bulanan
  • Prosedur verifikasi internal
    Menentukan jangkauan pengujian pengendalian
    Jangkauan pengujian pengendalian pada audit arsip dan perusahaan non-publik tergantung pada keefektifan pengendalian dan sejauh mana auditor yakin bahwa pengujian dapat diandalkan untuk mengurangi resiko pengendalian.
    Merancang pengujian untuk pengendalian penjualan
    Untuk setiap kunci pengendalian, satu atau lebih pengujian harus dirancang untuk memverifikasi keefektifannya.
    Merancang pengujian substansif untuk transaksi penjualan
    Sifat pengujian tergantung pada sifat kesalahan pelaporan yang mungkin terjadi sebagai berikut :

  1. Catatan penjualan tanpa adanya pengiriman
  2. Penjualan dicatat lebih dari satu kali
  3. Pengiriman dilakukan kepada pelanggan fiktif
     
     

Retur Penjualan dan Pengurangan Harga

 

Tujuan audit yang berkaitan dengan transaksi dan metode yang digunakan klien untuk mengendalikan kesalahan pelaporan pada dasarnya sama seperti untuk memproses memo kredit yang telah digambarkan untuk penjualan, dengan dua perbedaan. Perbedaan yang pertama adalah materialitas. Dalam banyak contoh, retur penjualan dan pengurangan harga sangat tidak material sehingga auditor dapat mengabaikannya.

Perbedaan kedua adalah penekanan pada terjadinya tujuan. Untuk retur penjualan dan pengurangan harga, auditor biasanya menekankan pada pengujian transaksi yang tercatat untuk mengungkapkan setiap pencurian kas dari penagihan piutang usaha yang ditutupi oleh retur penjualan atau pengurangan harga fiktif.

 

 

Metodolodi Untuk Merancang Test Kontrol Dan Test Substantif Dari Transaksi Kas Yang Diterima

Test kontrol dari transaksi kas yang diterima dan test substantive dari prosedur audit pemeriksaan transaksi dikembangkan di sekitar kerangka yang digunakan untuk penjualan. Berhubungan dengan tujuan audit transaksi terkait, auditor akan mengikuti proses berikut:

  1. Menentukan kunci dari pengendalian internal untuk setiap tujuan audit
  2. Merancang test kontrol untuk setiap pengendalian yang digunakan untuk mendukung menekan risiko
  3. Merancang test substantif dari transaksi untuk menguji kesalahan moneter

Test kontrol tergantung pada pengendalian yang auditor identifikasi, penambahan audit yang dilakukan oleh auditor akan mengurangi risiko pengendalian meskipun perusahaan yang diaudit adalah perusahaan publik. Bagian yang paling penting dari tanggung jawab seorang auditor dalam mengaudit penerimaan kas adalah untuk mengidentifikasi in-efisiensi pengendalian internal yang akan meningkatkan potensi penipuan.

Jenis yang paling sulit dari penggelapan kas bagi auditor untuk mendeteksi adalah ketika itu terjadi sebelum kas dicatat ke dalam jurnal penerimaan kas, terutama jika penjualan dan penerimaan kas dicatat bersamaan. Bukti penerimaan kas adalah prosedur audit dimana total penerimaan kas yang dicatat dalam jurnal untuk periode tertentu dengan deposit aktual yang dibuat kepada bank dalam periode yang sama.

Menutupi piutang dagang adalah penundaan penjurnalan dalam penagihan piutang untuk menyembunyikan kas yang ada. Penggelapan dilakukan oleh orang yang bertugas sebagai kas register dan bagian pencatatan. Penggelapan ini dapat dicegah dengan pemisahan tugas dan kebijakan wajib liburan bagi karyawan.

 

Test Audit Untuk Penghapusan Cadangan Piutang

Fokus utama seorang auditor dalam audit penghapusan dari piutang tak tertagih adalah kemungkinan dari personil klen menutupi suatu pnggelapan dengan menulis penghapusan piutang yang telah dikumpulkan. Pengendalian utama untuk mencegah penipuan ini adalah autorisasi yang sesuai untuk penghapusan piutang. Auditor memeriksa persetujuan dari pihak yang berwenang. Setelah auditor menyimpulkan bahwa akun yang dihapus telah sesuai, pilih item yang seharusnya ditelusur ke akun piutang untuk diuji meskipun pencatatan penghapusan telah tepat.

Penambahan Pengendalian Internal Untuk Akun Lebih Dari Saldo Rekening Dan Penyajian Serta Pengungkapan

Pengendalian internal berkaitan dengan saldo akun dan penyajian serta pengungkapan yang ada, meski mereka belum diidentifikasi. Untuk siklus penjualan dan pengumpulan, ini akan mempengaruhi terhadap nilai realisasi dan hak serta kewajiban berkaitan dengan tujuan audit. Nilai realisasi adalah saldo yang sangat penting terkait tujuan audit untuk akun piutang. Oleh karena itu, auditor umumnya menetapkan risiko tinggi yang melekat sebagai tujuan nilai realisasi. Dua pengendalian lainnya adalah:

  1. Penyusunan rekening neraca saldo piutang secara periodik untuk meninjau dan menindaklanjuti dengan personel manajemen yang tepat
  2. Kebijakan menghapuskan akun piutang tak tertagih ketika mereka tidak akan memungkinkan untuk ditagih

Dampak dari hasil test kontrol dan substantf dari transaksi
Hasil dari test kontrol dan test substantif dari transaksi akan berdampak signifikan terhadap audit, terutama test substantif rinci dari saldo. Jika hasil dari test tidak memuaskan , maka diperlukan tambahan  test substantif. Dampak yang paling signifikan dari hasil test pengendalian dan test substantif  dalam siklus penjualan dan pengumpulan adalah konfirmasi dari akun piutang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar