Senin, 11 September 2017

Sampling Audit Untuk Pengujian Pengendalian Dan Pengujian Substantif Atas Transaksi


Representative Samples

Auditor harus memperoleh sampel representative supaya dapat memilih sampel dari suatu populasi. Sampel respresentatif adalah sampel yang memiliki karakteristik mirip dengan populasinya sehingga dapat mewakili populasinya sendiri. Dengan kata lain, sampel tersebut dapat mewakili hal yang tidak mempunyai sampel. Misalnya, pada pengendalian internal yang harus melampirkan dokumen pengiriman untuk setiap duplikat faktur penjualan, tapi terdapat kesalahan sekitar 3 %. Jika auditor mengambil 100 sampel faktur penjualan dan menemukan 3 tiga dokumen tanpa dokumen pengiriman maka sampel disebut representative tinggi. Jika hanya menemukan dua atau empat disebut reasonable representative (layak). Atau apabila tidak menemukan kesalahan, sampel tersebut disebut non representative.

Pada setiap hasil sampel yang non representative dapat menjadi kesalahan non sampling atau kesalahan sampling. Resiko dari dua tipe kesalahan tersebut biasanya disebut resiko non sampling dan resiko sampling. Nonsampling risk (Risiko Non Sampling) adalah risiko bahwa pengujian audit tidak dapat menemukan adanya penyimpangan dalam sampel. Penyebab risiko non sampling adalah kegagalan auditor mengenali penyimpangan dan prosedur audit tidak efektif. Sampling risk (Resiko Sampling) adalah risiko bahwa auditor membuat kesimpulan yang salah karena sampel yang diambilnya tidak representatif. Sampling risk merupakan risiko yang tidak bisa dihindari sebagai akibat dari melakukan pengujian secara sampling  dimana tidak seluruh populasi diuji. Terdapat dua cara untuk mengendalikan resiko samping, yaitu penyesuaian ukuran sampel dan menggunakan metode pemilihan sampel  yang memadai.

 

Statistical Versus Nonstatistical Sampling and Probabilistic Versus Nonprobabilistic Sample Selection

Metode sampling audit dapat dibagi menjadi dua kategori yaitu statistical sampling dan nonstatistical sampling. Dua kategori tersebut mempunyai persamaan yang merupakan tiga tahap sebagai berikut :

1.      Perencanaan sampel

2.      Pemilihan sampel dan melakukan pengujian

3.      Evaluasi hasil pengujian

Perencanaan sampel bertujuan untuk meyakinkan tes audit sudah sesuai dengan cara yang menyediakan resiko sampling dan meminimalkan kemungkinan kesalahan non sampling. Pemilihan sampel melibatkan penentuan bagaimana sampel dipilih dari suatu populasi. Mengevaluasi hasil pengujian adalah menggambar kesimpulan berdasarkan pada tes audit.

Statistical sampling menggunakan perhitungan resikosampling yang dikuantifikasi dalam perencanaan sampel (langkah 1) dan evaluasi hasil (langkah 3). Nonstatistical sampling tidak menggunakan perhitungan kuantifikasi. Item yang dipilih sebagai sampel adalah item yang dipercaya auditor dapat memberikan informasi yang bermanfaat.

Pada tahap kedua (pemilihan sampel dan melakukan pengujian) memakai probabilistic dan nonprobabilistic sample. Auditor menggunakan Probabilistic sample selection ketika pemilihan sampel dimana setiap anggota populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk dipilih sebagai sampel. Kemudian pada Nonprobabilistic sample selection saat pemilihan sampel dimana auditor menggunakan professional judgment (pertimbangan profesional) dalam memilih anggota populasi sebagai sampel.

 

Nonprobabilistic Sample Selection Methods

Metode ini tidak berdasar pada probabilitas matematika, sehingga pemilihan sampel probabilitas tidak menggunakan metode secara teknis. Dalam Directed sample selection, pemilihan sampel yang didasarkan pada kriteria yang ditentukan oleh pertimbangan profesional auditor. Kriteria tersebut meiputi : items yang kemungkinan besar terdapat salah saji (misstatements), items yang berisi anggota populasi dengan karakteristik tertentu, items yang memiliki nilai moneter yang relatif tinggi.

Block sample selection adalah pemilihan item dalam populasi dengan membentuk blok-blok terlebih dahulu. Misal, auditor akan mengambil 100 sampel. Auditor membagi populasi menjadi 5 blok dan mengambil 20 item untuk tiap blok. Haphazard sample selection adalah pemilihan item dalam populasi tanpa pertimbangan apapun dari auditor. Dalam metode ini auditor tidak mempertimbangkan ukuran, sumber data, ataupun karakteristik lainnya.

 

Probabilistic Sample Selection Method

Metode ini digunakan pada sampel probabilitas untuk mengukur resiko sampling. Auditor tidak menggunakan penilaian tentang item sampel yang terpilih, empat metode yang dapat digunakan diantaranya :

  • A simple random sample. Metode pemilihan sampel dimana setiap anggota dari populasi mempunyai kesempatan untuk diambil sebagai sampel. Sampel ini dipilih dengan cara random number tables dan computer generation of random numbers.
  • Systematic sample selection. Metode pemilihan sampel dimana auditor memilih sampel berdasarkan pada perhitungan interval populasi. Sementara, yang dimaksud dengan interval populasi adalah ukuran populasi dibagi jumlah sampel yang diinginkan.
  • Probability proportional to size. Metode pemilihan sampel dimana kemungkinan anggota populasi untuk terpilih menjadi sampel tergantung dari Probability Proportional to Size (PPS). Jadi kemungkinan sebuah anggota populasi terpilih menjadi sampel tergantung dari probabilitas yang proporsional terhadap ukuran populasi.
  • Stratified sample selection. Metode pemilihan sampel dimana populasi dibagi menjadi beberapa subpopulasi. Semakin besar ukuran subpopulasi semakin banyak jumlah sampel diambil.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar