Senin, 11 September 2017

SAMPLING AUDIT UNTUK PENGUJIAN ATAS RINCIAN SALDO


I.       PERBANDINGAN SAMPLING AUDIT UNTUK PENGUJIAN ATAS RINCIAN SALDO DAN UNTUK PENGUJIAN ATAS RINCIAN SALDO DAN UNTUK PENGUJIAN PENGENDALIAN SERTA PENGUJIAN SUBSTANTIF ATAS TRANSAKSI
Perbedaan utama antara pengujian pengendalian, pengujian substantif atas transaksi, dan pengujian atas rincian saldo terletak pada apa yang ingin di ukur oleh auditor. Auditor melaksanakan pengujian pengendalian dan pengujian substantifatas transaksi :
·         Untuk menentukan apakah tingkat pengecualian populasi cukup rendah.
·         Untuk mengurangi penilaian resiko pengendalian dan karenannya mengurangi pengujian atas rincian saldo.
·         Untuk perusahaan publik, guna menyimpulkan bahwa pengendalian telah beroperasi secara efektif demi tujuan audit pengendalian internal atas pelaporan keuangan.
 
II.    SAMPLING NONSTATISTIK
 
Langkah-Sampling Audit untuk Pengujian atas Rincian Saldo
Langkah-Sampling Audit untuk Pengujian Pengendalian dan Pengujian Substantif atas Transaksi
 
Merencanakan Sampel
Merencanakan Sampel
 
1. Menyatakan tujuan pengujian audit
1. Menyatakan tujuan pengujian audit
 
2. Memutuskan apakah sampling audit dapat   audit dapat diterapkan .
2. Memutuskan apakah sampling audit dapat audit dapat diterapkan .
 
3. Mendifinisikan salah saji.
3. Mendefinisikan atribut dan kondisi
    pengecualian.
 
4.Mendefinisikan populasi
4. Mendefiniskan populasi
 
5. Mendefiniskan unit sampling
5. Mendefiniskan unit sampling
 
6. Menetapkan salah saji yang dapat ditoleransi yang dapat     
6. Menetapkan tingkat pengecualian ditoleransi.
 
7. Menetapkan risiko yang dapat diterima atas diterima atas penerima yang salah terlalu rendah.
7. Menetapkan risiko yang dapat penilian risiko pengendalian yang (ARACR)
 
 
8. Mengestimasi salah saji dalam populasi.
8. Mengestimasi tingkat pengecualian populasi
 
9. Menentukan ukuran sampel awal
9. Menentukan ukuran sampel awal
 
Memilih sampel dan Melaksanakan Prosedur Audit
Memilih sampel dan Melaksanakan Prosedur 
 
 
10. Memilih sampel
10. Memilih sampel
 
 
11. Melaksanakan Prosedur Audit
11. Melaksanakan Prosedur Audit
 
Mengevaluasi Hasil
Mengevaluasi Hasil
12. Menggeneralisasi dari sampel ke populasi
12. Menggeneralisasi dari sampel ke populasi
13. Menganalisis salah saji
13. Menganalisis pengecualian
14. Memutuskan akseptibilitas populasi
14. Memutuskan akseptibilitas populasi
 
Menyatakan Tujuan Pengujian Audit Auditor mengambil sampel untuk pengujian atas rincian saldo guna menentukan apakah saldo akun yang sedang diaudit telah dinyatakan secara wajar.
Memutuskan Apakah Sampling Audit Dapat Diterapkan Sampling audit dapat diterapkan setiap kali auditor berencana membuat kesimpilan mengenai populas berdasarkan sampel.
Mendefinisikan Salah Saji Dalam pengujian atas rincian saldo, populasi definiskan sebagai item yang membentuk populasi dolar yang tercatat.
Sampling Berstratifikasi Bagi kebanyakan populasi, auditor memisahkan populasi ke dalam dua atau lebih subpopulasi sebelum menerapkan sampling audit. Hal ini disebut sebagai sampling berstratifikasi (stratified sampling), di mana setiap subpopulasi disebut sebagai strata.
Menetapkan Salah Saji yang Dapat Ditoleransi Auditor menggunakan salah saji yang dapat ditoleransi, untuk menentukan ukuran sampel dan mengevaluasi hasil sampling nonstatistik.
Menetapkan Risiko yang Dapat Diterima atas Penerimaan yang Salah adalah jumlah risiko yang bersedia ditaggung auditor karena menerima suatu saldo sebagai benar padahal  salah saji yang sebenarnya dalam saldo tersebut melampaui salah saji yang dapat ditoleransi.
Mengestimasi Salah Saji dalam Populasi auditor membuat estimasi ini berdasarkan pengalaman sebelumnya dengan klien dan dengan menilai risiko inheren, yang mempertimbangkan hasil pengujian pengendalian, pengujian substantif atas transaksi, dan prosedur analitis yang telah dilaksanakan.
Menentukan Ukuran sampai Awal auditor menetukan ukuran sampel awal dengan mempertimbangkan faktor-faktor yang telah kita bahas sejauh ini. Untuk membantu auditor membuat keputusan menyangkut ukuran sampel, auditor seringkali mengikuti pedoman yang disebabkan oleh kantor akunntannya atau beberapa sumber lainnya.
Melaksanakan Prosedur Audit auditor menerapkan prosedur audit yang tepat pada setiap item sampel untuk menetukan apakah item tersebut mengandung salah saji.
Menggenerelisasi dari Sampel ke Populasi dan Memutuskan Akseptibilitas Populasi
Menganalisis Salah Saji Auditor harus mengevaluasi sifat dan penyebab setiap salah saji yang ditemukan dalam pengujian atas rincian saldo.
Tindakan yang Diambil Apabila Populasi Ditolak
-          Tidak Mengambil Tindakan Hingga Pengujian atas Bidang Audit Lainnya Telah Selesai
-          Melaksanakan Pengujian Audit yang Diperluas pada Bidang Tertentu
-          Meningkatkan Ukuran Sampel
-          Menyesuaikan Saldo Akun
-          Meminta Klien untuk Mengoreksi Populasi
-          Menolak untuk Memberikan Pendapat Wajar Tanpa Pengecualian
 
III. SAMPLING UNIT MONETER
Sampling unit moneter (monetary unit sampling = MUS) merupakan metode sampling statistik yang paling umum digunakan untuk pengujian atas rincian saldo karena memiliki kesederhanaan statistik bagi sampling atribut serta memberikan hasil statistik yang diekspresikan dalam satuan mata uang. MUS juga disebut sebagai sampling unit dolar, sampling jumlah moneter kumulatif, dan sampling dengan probabilitas yang proporsiaonal dengan ukuran.
Perbedaan Antara Sampling Unit Moneter dan Sampling Nonstatistik
            MUS serupa dengan penggunaan sampling nonstatistik. Ke-14 langkahnya juga harus dilakukan dalam MUS, walaupun beberapa dilakukan dengan cara yang berbeda. Perbedaan tersebut yaitu:
-          Definisi unit sampling adalah suatu dolar individual
-          Ukuran populasi adalah populasi dolar yang tercatat
-          Pertimbangan pendahuluan mengenai materialitas digunakan untuk setiap akun dan bukan salah saji yang dapat ditoleransi
-          Ukuran sampel ditentukan dengan menggunakan rumus statistik
-          Aturan keputusan formal digunakan untuk memutuskan akseptabilitas populasi
-          Pemilihan sampel dilakukan dengan menggunakan PPS
-          Auditor menggeneralisasi dari sampel ke populasi dengan menggunakan teknik MUS
         
Menggeneralisasi dari Sampel ke Populasi Jika Tidak Ada Salah Saji yang Ditemukan dengan Menggunakan MUS
Persentase Asumsi Salah Saji yang Tepat
          Asumsi yang tepat bagi persentase salah saji dalam item populasi yang mengandung salah saji tersebut secara keseluruhan merupakan keputusan auditor. Auditor harus menetapkan persentase tersebut berdasarkan pertimbangan profesionalnya dalam situasi tersebut.
Menggeneralisasi Ketika Salah Saji Ditemukan
          Empat aspek dalam menggeneralisasi dari sampel ke populasi, tetapi penggunaannya telah dimodifikasi sebagai berikut:
1. Jumlah lebih saji dan kurang saji ditangani secara terpisah dan kemudian digabungkan.
2. Asumsi salah saji yang berbeda dibuat untuk setiap salah saji, termasuk salah saji nol.
3. Auditor harus berhadapan dengan lapisan CUER dari tabel sampling atribut.
4. Asumsi salah saji harus dikaitkan dengan setiap lapisan.
Penyesuaian atas batas offset jumlah dilakukan sebagai berikut:
1. Titik estimasi salah saji dibuat untuk jumlah lebih saji dan kurang saji.
2. Setiap batas dikurangi sebesar titik estimasi sebaliknya.
Memutuskan Akseptabilitas Populasi dengan Menggunakan MUS
          Setelah batas salah saji dihitung, auditor harus memutuskan apakah populasi dapat diterima. Untuk melakukan hal tersebut, diperlukan suatu aturan keputusan. Aturan keputusan untuk MUS adalah sebagai berikut: Jika batas salah saji bawah dan batas salah saji atas berada di antara jumlah salah saji yang berupa lebih saji dan kurang saji yang dapat ditoleransi, kesimpulan bahwa nilai buku tidak mengandung salah saji yang material dapat diterima. Jika tidak, ambil kesimpulan bahwa nilai buku mengandung salah saji yang material.
Tindakan Jika Populasi Ditolak
          Jika satu atau kedua batas salah saji itu berada di luar batas salah saji yang dapat ditoleransi dan populasi dianggap tidak dapat diterima, auditor memiliki beberapa opsi.
Menentukan Ukuran Sampel dengan Menggunakan MUS
          Lima hal yang dibutuhkan untuk menghitung ukuran sampel menggunakan MUS:
-       Materialitas
-       Asumsi persentase rata-rata salah saji untuk item populasi yang mengandung Salah saji
-       Risiko yang dapat diterima atas penerimaan yang salah (ARIA)
-       Nilai populasi yang tercatat
-       Estimasi tingkat pengecualian populasi
 
Penggunaan MUS untuk Audit
          Sampling unit moneter (MUS) memiliki sedikitnya empat fitur yang menarik bagi auditor:
1.  MUS secara otomatis akan meningkatkan kemungkinan memilih item dolar yang           tinggi dari populasi yang sedang diaudit.
2.  MUS dapat mengurangi biaya pelaksanaan pengujian audit karena beberapa item           sampel akan diuji sekaligus.
3.  MUS mudah diterapkan.
4.  MUS menghasilkan kesimpulan statistik dan bukan kesimpulan nonstatistik.
         
Terdapat dua kelemahan utama MUS:
1.  Total batas salah saji yang dihasilkan ketika salah saji ditemukan mungkin terlalu            tinggi untuk digunakan oleh auditor.
2.  Sulit untuk memilih sampel PPS dari populasi yang besar tanpa bantuan komputer.
 
IV.  VARIABLE SAMPLING
Variable sampling adalah metode statistik yang digunakan oleh auditor. Variable sampling bertujuan untuk mengukur kesalahan pada saldo akun sama seperti nonstatistical sampling
Distribusi sample memiliki arti normal apabila memenuhi dua ciri, yaitu: apabila kurva berbentuk simetris dan sample yang jatuh dengan porsi dari distribusi sample sekitar rata – rata dari mean. Mean dari sample mean sama dengan mean dari populasi dan standard deviasi dari distribusi sample sama dengan SD/√n.
Berikut adalah tiga bentuk dari percobaan mengambil sample dalam jumlah yang besar dari populasi yang diketahui:
1. Nilai mean dari semua sample mean sama dengan populasi mean
2. Bentuk distribusi frekuensi dari sample mean adalah  distribusi normal selama ukuran sample dalam jumlah yang besar
3. Presentase dari sample mean diantara dua nilai dari sample distribusi yang diukur.
Pengetahuan tentang distribusi sample menyediakan auditor untuk merumuskan sebuah kesimpulan statistik atau statistik inferensial yang berkaitan dengan populasi. Auditor bisa membuat kesimpulan dari selang konfiden menggunakan berbagai macam statistik inferensial. Akan tetapi, auditor harus menghindari kesalahan penarikan kesimpulan. Selalu ada kemungkinan bahwa sample tidak merepresntasikan dari populasi untuk menyediakan mean sample dan atau standar deviasi yang dekat dengan keadaan populasi sesungguhnya. Dengan begitu, auditor tahu bahwa keandalan dari statistik inferensial digunakan untuk menarik kesimpulan.
Berikut akan dijelaskan metode tiga variable:
1. Estimasi Perbedaan. Auditor menggunakan estimasi ini untuk mengukur estimasi dari total kesalahan jumlah dalam populasi ketika nilai tercatat dan nilai audit ada untuk setiap item dalam sample.
2. Estimasi Rasio. Ini seperti perbedaan estimasi kecuali auditor menghitung rasio antara kesalahan dan nilai yang merka catat serta proyek ini kepada populasi terhadap estimasi total kesalahan populasi.
3. Mean Per Unit Estimation. Auditor lebih berfokus pada nilai audit daripada  saldao kesalahan dari tiap item yang ada dalam sample.
ARIA. ARIA adalah risiko statistik dimana auditor menerimanya dalam populasi sebagai sebuah kesalahan. ARIR. ARIR adalah risiko statistik dimana auditor menyimpulkan bahwa populasi tersebut memilliki kesalahan material padahal tidak.
 
V.  ILUSTRASI MENGGUNAKAN PERBEDAAN ESTIMASI
Merencanakan sample dan menghitung ukuran sample menggunakan perbedaan estimasi, yaitu sebagai berikut:


1. menyatakan tujuan audit test
2. memutuskan audit sample yang diterapkan
3. mendefinisikan kondisi kesalahan
4. mendefinisikan populasi
5. mendefinisikan unit sample
6. menentukan kesalahan yang dapat ditoleransi
7. menentukan risiko yang dapat diterima
8. mengestimasi kesalahan dalam populasi
9. menghitung ukuran sample awal


Memilih Sample. Dalam memilih sample auditor menggunakan sebuah komputer untuk memilih sample.
Melakukan Prosedur Audit. Auditor melakukan prosedur audit dengan melakukan proses konfirmasi ke pihak ketiga dan menyocokan dengan catatan yang ada dalam perusahaan.
Menggeneralisir dari sample menjadi populasi. Berikut langkah – langkahnya:


1. menghitung titik estimasi dari total kesalahan
2. menghitung estimasi dari standar deviasi populasi
3. menghitung presisi interval
4. menghitung batas konfiden


 

Analisis Kesalahan. Auditor perlu mengevaluasi kesalahan untuk menentukan penyebab dari setiap kesalahan  dan memutuskan modifikasi dari model risiko audt yang diperlukan.

Memutuskan Akseptabilitas dari Populasi.  Auditor menggunakan metode statistik dalam menentukan tingkat akseptabilitas dari populasi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar