I. PERBANDINGAN
SAMPLING AUDIT UNTUK PENGUJIAN ATAS RINCIAN SALDO DAN UNTUK PENGUJIAN ATAS
RINCIAN SALDO DAN UNTUK PENGUJIAN PENGENDALIAN SERTA PENGUJIAN SUBSTANTIF ATAS
TRANSAKSI
Perbedaan utama antara pengujian
pengendalian, pengujian substantif atas transaksi, dan pengujian atas rincian
saldo terletak pada apa yang ingin di ukur oleh auditor. Auditor melaksanakan
pengujian pengendalian dan pengujian substantifatas transaksi :
·
Untuk
menentukan apakah tingkat pengecualian populasi cukup rendah.
·
Untuk
mengurangi penilaian resiko pengendalian dan karenannya mengurangi pengujian
atas rincian saldo.
·
Untuk
perusahaan publik, guna menyimpulkan bahwa pengendalian telah beroperasi secara
efektif demi tujuan audit pengendalian internal atas pelaporan keuangan.
II. SAMPLING
NONSTATISTIK
Langkah-Sampling Audit untuk
Pengujian atas Rincian Saldo
|
Langkah-Sampling Audit untuk
Pengujian Pengendalian dan Pengujian Substantif atas Transaksi
|
|||
Merencanakan
Sampel
|
Merencanakan
Sampel
|
|||
1. Menyatakan tujuan pengujian
audit
|
1. Menyatakan tujuan pengujian
audit
|
|||
2. Memutuskan apakah sampling
audit dapat audit dapat diterapkan .
|
2. Memutuskan apakah sampling
audit dapat audit dapat diterapkan .
|
|||
3. Mendifinisikan salah saji.
|
3. Mendefinisikan atribut dan
kondisi
pengecualian.
|
|||
4.Mendefinisikan populasi
|
4. Mendefiniskan populasi
|
|||
5. Mendefiniskan unit sampling
|
5. Mendefiniskan unit sampling
|
|||
6. Menetapkan salah saji yang
dapat ditoleransi yang dapat
|
6. Menetapkan tingkat
pengecualian ditoleransi.
|
|||
7. Menetapkan risiko yang dapat
diterima atas diterima atas penerima yang salah terlalu rendah.
|
7. Menetapkan risiko yang dapat
penilian risiko pengendalian yang (ARACR)
|
|||
8. Mengestimasi salah saji
dalam populasi.
|
8. Mengestimasi tingkat
pengecualian populasi
|
|||
9. Menentukan ukuran sampel
awal
|
9. Menentukan ukuran sampel
awal
|
|||
Memilih
sampel dan Melaksanakan Prosedur Audit
|
Memilih
sampel dan Melaksanakan Prosedur
|
|||
10. Memilih sampel
|
10. Memilih sampel
|
|||
11. Melaksanakan Prosedur Audit
|
11. Melaksanakan Prosedur Audit
|
|||
Mengevaluasi
Hasil
|
Mengevaluasi
Hasil
|
|||
12. Menggeneralisasi dari
sampel ke populasi
|
12. Menggeneralisasi dari
sampel ke populasi
|
|||
13. Menganalisis salah saji
|
13. Menganalisis pengecualian
|
|||
14. Memutuskan akseptibilitas
populasi
|
14. Memutuskan akseptibilitas
populasi
|
|||
Menyatakan Tujuan Pengujian Audit Auditor mengambil sampel untuk
pengujian atas rincian saldo guna menentukan apakah saldo akun yang sedang
diaudit telah dinyatakan secara wajar.
Memutuskan
Apakah Sampling Audit Dapat Diterapkan Sampling audit dapat diterapkan setiap kali auditor
berencana membuat kesimpilan mengenai populas berdasarkan sampel.
Mendefinisikan
Salah Saji Dalam
pengujian atas rincian saldo, populasi definiskan sebagai item yang membentuk
populasi dolar yang tercatat.
Sampling
Berstratifikasi
Bagi kebanyakan populasi, auditor memisahkan populasi ke dalam dua atau
lebih subpopulasi sebelum menerapkan sampling audit. Hal ini disebut sebagai
sampling berstratifikasi (stratified
sampling), di mana setiap subpopulasi disebut sebagai strata.
Menetapkan Salah Saji yang Dapat Ditoleransi Auditor menggunakan
salah saji yang dapat ditoleransi, untuk menentukan ukuran sampel dan
mengevaluasi hasil sampling nonstatistik.
Menetapkan Risiko yang Dapat
Diterima atas Penerimaan yang Salah adalah
jumlah risiko yang bersedia ditaggung auditor karena menerima suatu saldo
sebagai benar padahal salah saji yang
sebenarnya dalam saldo tersebut melampaui salah saji yang dapat ditoleransi.
Mengestimasi Salah Saji dalam
Populasi auditor
membuat estimasi ini berdasarkan pengalaman sebelumnya dengan klien dan dengan
menilai risiko inheren, yang mempertimbangkan hasil pengujian pengendalian,
pengujian substantif atas transaksi, dan prosedur analitis yang telah
dilaksanakan.
Menentukan Ukuran sampai Awal auditor menetukan ukuran sampel
awal dengan mempertimbangkan faktor-faktor yang telah kita bahas sejauh ini.
Untuk membantu auditor membuat keputusan menyangkut ukuran sampel, auditor
seringkali mengikuti pedoman yang disebabkan oleh kantor akunntannya atau
beberapa sumber lainnya.
Melaksanakan Prosedur Audit auditor menerapkan prosedur
audit yang tepat pada setiap item sampel untuk menetukan apakah item tersebut mengandung
salah saji.
Menggenerelisasi dari Sampel ke
Populasi dan Memutuskan Akseptibilitas Populasi
Menganalisis Salah Saji Auditor harus mengevaluasi sifat
dan penyebab setiap salah saji yang ditemukan dalam pengujian atas rincian
saldo.
Tindakan yang Diambil Apabila
Populasi Ditolak
-
Tidak
Mengambil Tindakan Hingga Pengujian atas Bidang Audit Lainnya Telah Selesai
-
Melaksanakan
Pengujian Audit yang Diperluas pada Bidang Tertentu
-
Meningkatkan
Ukuran Sampel
-
Menyesuaikan
Saldo Akun
-
Meminta
Klien untuk Mengoreksi Populasi
-
Menolak
untuk Memberikan Pendapat Wajar Tanpa Pengecualian
III. SAMPLING
UNIT MONETER
Sampling
unit moneter (monetary unit sampling =
MUS)
merupakan metode sampling statistik
yang paling umum digunakan untuk pengujian atas rincian saldo karena memiliki
kesederhanaan statistik
bagi sampling atribut serta memberikan hasil statistik yang diekspresikan dalam
satuan mata uang.
MUS juga disebut sebagai sampling unit dolar, sampling jumlah moneter
kumulatif, dan sampling dengan probabilitas yang proporsiaonal dengan ukuran.
Perbedaan
Antara Sampling Unit Moneter dan Sampling Nonstatistik
MUS serupa dengan penggunaan sampling nonstatistik.
Ke-14 langkahnya juga harus dilakukan dalam MUS, walaupun beberapa dilakukan
dengan cara yang berbeda. Perbedaan tersebut yaitu:
-
Definisi
unit sampling adalah suatu dolar individual
-
Ukuran
populasi adalah populasi dolar yang tercatat
-
Pertimbangan
pendahuluan mengenai materialitas digunakan untuk setiap akun dan bukan salah saji yang dapat ditoleransi
-
Ukuran
sampel ditentukan dengan menggunakan rumus statistik
-
Aturan
keputusan formal digunakan untuk memutuskan akseptabilitas populasi
-
Pemilihan
sampel dilakukan dengan menggunakan PPS
-
Auditor
menggeneralisasi
dari sampel
ke populasi
dengan menggunakan
teknik MUS
Menggeneralisasi
dari Sampel ke Populasi Jika Tidak Ada Salah Saji yang Ditemukan dengan Menggunakan MUS
Persentase Asumsi Salah Saji yang
Tepat
Asumsi yang tepat bagi persentase salah saji dalam
item populasi yang mengandung salah saji tersebut secara keseluruhan merupakan
keputusan auditor. Auditor harus menetapkan persentase tersebut berdasarkan
pertimbangan profesionalnya dalam situasi tersebut.
Menggeneralisasi
Ketika Salah Saji Ditemukan
Empat
aspek dalam menggeneralisasi dari sampel ke populasi, tetapi penggunaannya
telah dimodifikasi sebagai berikut:
1. Jumlah lebih saji dan kurang saji
ditangani secara terpisah dan kemudian digabungkan.
2. Asumsi salah saji yang berbeda
dibuat untuk setiap salah saji, termasuk salah saji nol.
3. Auditor harus berhadapan dengan
lapisan CUER dari tabel sampling atribut.
4. Asumsi salah saji harus dikaitkan
dengan setiap lapisan.
Penyesuaian atas batas offset
jumlah dilakukan sebagai berikut:
1. Titik estimasi salah saji dibuat
untuk jumlah lebih saji dan kurang saji.
2. Setiap batas dikurangi sebesar
titik estimasi sebaliknya.
Memutuskan
Akseptabilitas Populasi dengan Menggunakan MUS
Setelah
batas salah saji dihitung, auditor harus memutuskan apakah populasi dapat
diterima. Untuk melakukan hal tersebut, diperlukan suatu aturan keputusan.
Aturan keputusan untuk MUS adalah sebagai berikut: Jika batas salah saji bawah
dan batas salah saji atas berada di antara jumlah salah saji yang berupa lebih
saji dan kurang saji yang dapat ditoleransi, kesimpulan bahwa nilai buku tidak
mengandung salah saji yang material dapat diterima. Jika tidak, ambil
kesimpulan bahwa nilai buku mengandung salah saji yang material.
Tindakan
Jika Populasi Ditolak
Jika satu atau kedua batas salah saji itu berada di
luar batas salah saji yang dapat ditoleransi dan populasi dianggap tidak dapat
diterima, auditor memiliki beberapa opsi.
Menentukan
Ukuran Sampel dengan Menggunakan MUS
Lima hal
yang dibutuhkan untuk menghitung ukuran sampel menggunakan MUS:
-
Materialitas
-
Asumsi
persentase rata-rata salah saji untuk item populasi yang mengandung Salah saji
-
Risiko
yang dapat
diterima atas penerimaan yang salah (ARIA)
-
Nilai
populasi yang tercatat
-
Estimasi
tingkat pengecualian populasi
Penggunaan MUS untuk Audit
Sampling
unit moneter (MUS) memiliki sedikitnya empat fitur yang menarik bagi auditor:
1. MUS secara
otomatis akan meningkatkan kemungkinan memilih item dolar yang tinggi dari populasi yang sedang
diaudit.
2. MUS dapat
mengurangi biaya pelaksanaan pengujian audit karena beberapa item sampel akan diuji sekaligus.
3. MUS mudah diterapkan.
4. MUS menghasilkan kesimpulan statistik dan bukan kesimpulan
nonstatistik.
Terdapat dua kelemahan utama MUS:
1. Total batas
salah saji yang dihasilkan ketika salah saji ditemukan mungkin terlalu tinggi untuk digunakan oleh auditor.
2. Sulit untuk
memilih sampel PPS dari populasi yang besar tanpa bantuan komputer.
IV.
VARIABLE SAMPLING
Variable sampling adalah metode
statistik yang digunakan oleh auditor. Variable sampling bertujuan untuk
mengukur kesalahan pada saldo akun sama seperti nonstatistical sampling
Distribusi sample memiliki arti
normal apabila memenuhi dua ciri, yaitu: apabila kurva berbentuk simetris dan
sample yang jatuh dengan porsi dari distribusi sample sekitar rata – rata dari
mean. Mean dari sample mean sama dengan mean dari populasi dan standard deviasi
dari distribusi sample sama dengan SD/√n.
Berikut adalah tiga bentuk dari
percobaan mengambil sample dalam jumlah yang besar dari populasi yang
diketahui:
1. Nilai mean dari semua sample
mean sama dengan populasi mean
2.
Bentuk distribusi frekuensi dari sample mean adalah distribusi normal selama ukuran sample dalam
jumlah yang besar
3. Presentase dari sample mean
diantara dua nilai dari sample distribusi yang diukur.
Pengetahuan tentang
distribusi sample menyediakan auditor untuk merumuskan sebuah kesimpulan
statistik atau statistik inferensial yang berkaitan dengan populasi. Auditor
bisa membuat kesimpulan dari selang konfiden menggunakan berbagai macam
statistik inferensial. Akan tetapi, auditor harus menghindari kesalahan
penarikan kesimpulan. Selalu ada kemungkinan bahwa sample tidak
merepresntasikan dari populasi untuk menyediakan mean sample dan atau standar
deviasi yang dekat dengan keadaan populasi sesungguhnya. Dengan begitu, auditor
tahu bahwa keandalan dari statistik inferensial digunakan untuk menarik
kesimpulan.
Berikut akan dijelaskan metode
tiga variable:
1.
Estimasi Perbedaan. Auditor
menggunakan estimasi ini untuk mengukur estimasi dari total kesalahan jumlah
dalam populasi ketika nilai tercatat dan nilai audit ada untuk setiap item
dalam sample.
2.
Estimasi Rasio. Ini seperti
perbedaan estimasi kecuali auditor menghitung rasio antara kesalahan dan nilai
yang merka catat serta proyek ini kepada populasi terhadap estimasi total
kesalahan populasi.
3. Mean Per Unit Estimation. Auditor
lebih berfokus pada nilai audit daripada
saldao kesalahan dari tiap item yang ada dalam sample.
ARIA. ARIA adalah risiko statistik
dimana auditor menerimanya dalam populasi sebagai sebuah kesalahan. ARIR. ARIR adalah risiko statistik
dimana auditor menyimpulkan bahwa populasi tersebut memilliki kesalahan material
padahal tidak.
V. ILUSTRASI MENGGUNAKAN PERBEDAAN ESTIMASI
Merencanakan sample dan
menghitung ukuran sample menggunakan perbedaan estimasi, yaitu sebagai berikut:
1. menyatakan tujuan audit test
2. memutuskan audit sample yang
diterapkan
3. mendefinisikan kondisi
kesalahan
4. mendefinisikan populasi
5. mendefinisikan unit sample
6. menentukan kesalahan yang
dapat ditoleransi
7. menentukan risiko yang dapat
diterima
8. mengestimasi kesalahan dalam
populasi
9. menghitung ukuran sample awal
Memilih
Sample. Dalam
memilih sample auditor menggunakan sebuah komputer untuk memilih sample.
Melakukan
Prosedur Audit.
Auditor melakukan prosedur audit dengan melakukan proses konfirmasi ke pihak
ketiga dan menyocokan dengan catatan yang ada dalam perusahaan.
Menggeneralisir
dari sample menjadi populasi.
Berikut langkah – langkahnya:
1. menghitung titik estimasi dari
total kesalahan
2.
menghitung estimasi dari standar deviasi populasi
3. menghitung presisi interval
4. menghitung batas konfiden
Analisis
Kesalahan.
Auditor perlu mengevaluasi kesalahan untuk menentukan penyebab dari setiap
kesalahan dan memutuskan modifikasi dari
model risiko audt yang diperlukan.
Memutuskan
Akseptabilitas dari Populasi. Auditor menggunakan metode statistik dalam
menentukan tingkat akseptabilitas dari populasi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar