Kasus
:
Pada sebuah perusahaan furniture
berskala besar, terdapat berbagai tim kecil yang menjalankan tugasnya sesuai
dengan divisinya masing-masing. Kasus ini akan berfokus pada tim pemasaran yang
terdiri dari 2 karyawan tetap, 2 karyawan kontrak dan seorang General Manager.
Tugas tim pemasaran meliputi pembuatan katalog produk furniture di toko maupun
secara online, melayani pemesanan pelanggan serta memastikan pasokan bahan baku
dari vendor yang telah ditetapkan.
Mengawasan kualitas bahan baku dan
menjaga hubungan dengan vendor ataupun konsumen mengharuskan karyawan tidak
hanya bekerja di kantor saja, tetapi juga bekerja di lapangan. Perusahaan ini
menerapkan batasan waktu untuk menyelesaikan pekerjaan karena pekerjaan
tersebut akan terkait dengan divisi lain. Karyawan juga dituntut untuk dapat
melayani konsumen dengan ramah, walaupun pada kondisi yang tidak memungkinkan
pula.
Dalam menjalankan pekerjaan, setiap
karyawan akan dipengaruhi karakter dan kepribadiannya masing-masing. Dengan
demikian akan terlihat kecocokan seseorang dengan pekerjaannya maupun dengan
lingkungan kerja. Apabila seseorang tidak cocok dengan pekerjaannya, seseorang
akan tidak nyaman dan dapat mengalami stress kerja.
Tipe kepribadian yang dianggap paling
berhubungan dengan tingkat stress pada karyawan adalah tipe kepribadian A dan
B. Tipe kepribadian ini akan dijelaskan pada pembahasan kasus. Sementara,
stress kerja adalah suatu tekanan yang dirasakan oleh seseorang yang
mempengaruhi emosi, proses pikiran dan kondisi fisik seseorang dimana tekanan
ini berasal dari lingkungan pekerjaan, Dale dan Staudohar (1982).
Pembahasan
Kasus :
Definisi kepribadian menurut Gordon
Alport adalah suatu organisasi yang dinamis di dalam diri seorang individu dari
sitem psikofisiknya ynag menentukan suatu tanggapan yang bersifat unik terhadap
lingkungannya. Tipe kepribadian yang berhubungan erat dengan stress kerja
adalah tipe A dan B, klasifikasi menurut Friedman dan Rosenman.
- Tipe Kepribadian A
Ciri-ciri orang
yang memiliki tipe kepribadian A:
- Selalu bergerak, berjalan dan makan dengancepat
- Merasa tidak sabar dengan nilai di mana kebanyakan kejadian terjadi
- Berjuang untuk berpikir atau melakuan dua hal atau lebih secara terus menerus
- Tidak dapat mengatasi waktu untuk bersantai
- Terobsesi dengan angka-angka; kesuksesan diukur dengan cara seberapa banyak hasil yang telah dicapai.
Tipe
ini dianggap lebih memiliki kecenderungan mengalami tingkat stress yang lebih
tinggi karena menempatkan diri pada tekanan dengan menciptakan batas waktu
tertentu untuk kehidupan mereka. Misalnya, seseorang tipe A adalah pekerja
cepat yang lebih mementingkan kuantitas dibanding kualitas atau seorang manajer
yang memperlihatkan daya saingnya dengan waktu kerja panjang dan keputusan
terbatas karena kurang memiliki kreatifitas.
- Tipe Kepribadian BCiri-ciri tipe kepribadian B :
- Tidak pernah merasa tertekan dengan perasaan terburu-buru karena keterbatasan waktu, dengan ketidaksabaran yang selalu menyertai.
- Merasa tidak perlu memperlihatkan atau mendiskusikan keberhasilan mereka kecuali dalam keadaan yang terpaksa, karena adanya permintaan dari situasi yang ada.
- Bermain untuk bersenang-senang dan bersantai, dibandingkan memperlihatkan superioritas mereka dengan pengorbanan yang seperti apapun.
- Dapat bersantai tanpa merasa bersalah.
Dua tipe kepribadian tersebut mempunyai kelebihan
dan kelemahannya masing-masing serta mempunyai hubungan yang erat dengan stress
kerja. Stress kerja dapat disebabkan oleh dua sumber utama yaitu faktor yang
bersifat organisasi dan non-organisasi. Menurut Luthans (2002), penyebab stress
yang bersifat organisasi adalah struktur dan desain perusahaan serta level
diferensiasi perusahaan dan sentralisasi yang menyebabkan karyawan tidak dapat
berpartisipasi dalam pengambilan keputusan.
Faktor yang bersifat non-organisasi yaitu faktor
individual meliputi tipe kepribadian karyawan. Tipe kepribadian A cenderung
mengalami stress kerja lebih tinggi. Hal ini disebabkan karena karakteristik
tipe A apabila tidak dapat menangani suatu masalah akan cepat merasa marah dan menimbulkan
stress yang menuju pada kesehatan dirinya.
Kepribadian juga mempengaruhi tanggapan dari
kondisi-kondisi tekanan secara positif maupun negative. Stress dikatakan
positif apablia dapat memotivasi untuk meningkatkan usaha memperoleh hasil
maksimal. Stress dikatakan negative apabila memberikan pengaruh pada penurunan
produktivitas karyawan.
Desain perusahaan terutama formalisasi oleh
manajemen merupakan penyebab stress kerja oleh karyawan. Hal ini disebabkan
oleh batasan-batasan bagi karyawan untuk bergerak bebas dalam pekerjaannya.
Misalnya, peraturan jam kerja yang ketat mengharuskan karyawan untuk disiplin.
Apabila melanggar, karyawan akan mendapatkan sanksi tegas. Contoh yang kedua,
peraturan seragam kerja yang tepat digunakan apabila bekerja di dalam kantor.
Namun, ketika karyawan harus menemui vendor atau pelanggan di luar kantor,
seragam tersebut dirasakan kurang nyaman dan tidak dapat leluasa berpenampilan
menarik untuk menarik konsumen.
Solusi yang dapat digunakan untuk mengurangi stress
kerja pada karyawan adalah dengan menerapkan program manajemen stress. Program
ini akan mengajarkan kepada karyawan mengenai sumber stress, pengaruh stress
terhadap kesehatan, dan cara mengurangi stress secara pribadi misalnya dengan
manajemen waktu maupun relaksasi. Perusahaan sebaiknya mempunyai departemen
Sumber Daya Manusia yang berfungi dan benar-benar tanggap dengan kebutuhan dan
kondisi karyawan.
Daftar
Pustaka
Eddy M Sutanto, Liliana Djohan,
(2006). “Pengaruh Persepsi akan Dimensi
Desain Organisasi dan Tipe Kepribadian Terhadap Tingkat Stres Karyawan PT.
Internasional Deta Alfa Mandiri”. Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan
Dale, Yoder & Staudohar, Paul
D. 1982. Personnel Management and Industrial Relations. New Jersey:
Prentice-Hall, Inc.
Luthans, Fred. 2002. Organizational
Behavior. New York: McGraw-Hill.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar